Pesona Indah

Terbangun aku di pagi hari, terasa nyaman menghirup sejuknya udara hari ini, berselimut fajar yang baru saja tiba setelah bersembunyi sepanjang malam. Aku lihat jam di meja sebelah tempat tidurku, sudah menunjukkan pukul 111 dalam biner, segera aku bergegas untuk … Continue reading

Ibu

Menggeliat aku di dalam dagingmu. Diajak aku menatap dunia olehmu. Menjual riak untuk berjuang dapatkan LC-PUFA darimu. Tak kuasa melihat dirimu berlakrimasi karena tepisan cuitanmu olehku. Ibu. Tak ada kosakata indah lain yang bisa aku gunakan untuk mendefinisikanmu. Tak ada … Continue reading

Petik

Tenang. Ayunan ombak yang begitu tenang membuat hari-hariku berjalan mulus tanpa harus diintepretasi dengan hal yang rumit. Bangun bersamaan dengan senyum Sang Surya, beraktivitas ceria seperti biasa diiringi oleh kicauan burung yang merdu, sampai terlelap  dalam dekapan rembulan. Semuanya berawal … Continue reading

Rumah Impian

Tak terasa tujuh tahun telah berlalu. Waktu di mana aku mulai coba membangun sebuah rumah kecil-kecilan. Dan entah kenapa, sampai saat ini pun rumah itu belum berdiri barang semeter. Pertama mencoba, ragu masih terasa beberapa saat. Sedikit ingin ini, sedikit … Continue reading

Ayah

Berangkat lebih dulu, pulang paling akhir. Sungguh pemimpin yang kedepankan kepentingan umat. Dari utara ke selatan, dari timur ke barat, hanya untuk belahan jiwa dan jagoannya. Banting tulang sampai kuliti stamina hanya untuk sebongkah senyum di bawah atap yang menantinya. … Continue reading

Langit

Luas tak berujung. Besar tiada angkuh. Indah tanpa rekayasa. Begitu manis. Begitu lugu. Begitu cantik. Di saat pertama mempunyai rasa. Sesaat… Murahnya kau senyum padaku. Sesaat… Mahalnya tawamu padaku. Semua silih berganti. Sesaat… Aku berpikir. Kenapa tak kujaga dirimu. Senyummu … Continue reading

Nafas

Apa yang terbayang jika ada kata nafas? Yang selalu temani kita setiap saat. Tapi pernahkah kita menganggapnya teman? Terkadang, karena selalu ditemani, selalu diikuti, seakan kitalah empunya. Lupa ramah dengannya. Lupa berterima kasih padanya. Syukur terpanjat. Karena dia masih–mau–menemani hingga … Continue reading